Haditsriwayat al-Irbadh bin Sariyah, ia berkata: โ€œPada suatu hari, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam shalat mengimami kami. Setelah selesai, beliau menghadap ke arah kami dan menasihati kami dengan nasihat yang mendalam, hingga membuat air mata kami berlinang dan hati tergetar. Seorang hadirin berkata: โ€˜Wahai Rasulullah, sepertinya Kategori 26. Syarah Hadits Irbadh bin Sariyah Berpeganglah Dengan Sunnahku,Sunnah Para Khulafaโ€™urasyidin Setelahku 1 Post
Haditsdiatas bisa menjadi lentera bagi para pemuda Islam, dalam membela dan memperjuangkan Islam, beberapa pelajaran penting yang bisa kita simpulkan dari hadits diatas: Rasulullah bersabda dalam Hadits Irbadh bin Sariyah: "Sesungguhnya yang hidup setelahku sebagian diantara kalian, pasti akan melihat perselisihan yang sanagat banyak, maka
Apa itu bidโ€™ah? Pengertian Bidโ€™ah Bidโ€™ah secara bahasa berarti membuat sesuatu tanpa ada contoh sebelumnya. Lihat Al-Muโ€™jam Al-Wasith, 191 Definisi secara bahasa ini dapat dilihat pada perkataan Umar, ุงู„ู’ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ู‡ูŽุฐูู‡ู โ€œSebaik-baik bidโ€™ah adalah ini.โ€ HR. Bukhari, no. 2010 Bidโ€™ah secara istilah syarโ€™i yang paling bagus adalah definisi yang dikemukakan oleh Al-Imam Asy-Syathibi dalam kitabnya Al-Iโ€™tishom. Beliau mengatakan bahwa bidโ€™ah adalah, ุนูุจูŽุงุฑูŽุฉูŒ ุนูŽู†ู’ ุทูŽุฑููŠู’ู‚ูŽุฉู ูููŠ ุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ู ู…ูุฎู’ุชูŽุฑูŽุนูŽุฉู ุชูุถูŽุงู‡ููŠ ุงู„ุดู‘ูŽุฑู’ุนููŠู‘ูŽุฉูŽ ูŠูู‚ู’ุตูŽุฏู ุจูุงู„ุณู‘ูู„ููˆู’ูƒู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ุงู„ู…ูุจูŽุงู„ูŽุบูŽุฉู ูููŠ ุงู„ุชู‘ูŽุนูŽุจูุฏู ู„ู„ู‡ู ุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽู‡ู โ€œSuatu istilah untuk suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat tanpa ada dalil, pen yang menyerupai syariโ€™at ajaran Islam, yang dimaksudkan ketika menempuhnya adalah untuk berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah Taโ€™ala.โ€ Definisi di atas adalah untuk definisi bidโ€™ah yang khusus ibadah dan tidak termasuk di dalamnya adat tradisi. Adapun yang memasukkan adat tradisi dalam makna bidโ€™ah, mereka mendefinisikan bahwa bidโ€™ah adalah, ุทูŽุฑููŠู’ู‚ูŽุฉูŒ ูููŠ ุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ู ู…ูุฎู’ุชูŽุฑูŽุนูŽุฉู ุชูุถูŽุงู‡ููŠ ุงู„ุดู‘ูŽุฑู’ุนููŠู‘ูŽุฉูŽ ูŠูู‚ู’ุตูŽุฏู ุจูุงู„ุณู‘ูู„ููˆู’ูƒู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ู…ูŽุง ูŠูู‚ู’ุตูŽุฏู ุจูุงู„ุทู‘ูŽุฑููŠู’ู‚ูŽุฉู ุงู„ุดู‘ูŽุฑู’ุนููŠู‘ูŽุฉู โ€œSuatu jalan dalam agama yang dibuat-buat tanpa ada dalil, pen dan menyerupai syariโ€™at ajaran Islam, yang dimaksudkan ketika melakukan adat tersebut adalah sebagaimana niat ketika menjalani syariโ€™at yaitu untuk mendekatkan diri pada Allah.โ€ Lihat Al-Iโ€™tisham, 150-51 Definisi yang tidak kalah bagusnya adalah dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Beliau rahimahullah mengatakan, ูˆูŽุงู„ู’ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ู…ูŽุง ุฎูŽุงู„ูŽููŽุชู’ ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจูŽ ูˆูŽุงู„ุณู‘ูู†ู‘ูŽุฉูŽ ุฃูŽูˆู’ ุฅุฌู’ู…ูŽุงุนูŽ ุณูŽู„ูŽูู ุงู„ู’ุฃูู…ู‘ูŽุฉู ู…ูู†ู’ ุงู„ูุงุนู’ุชูู‚ูŽุงุฏูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู’ุนูุจูŽุงุฏูŽุงุชู โ€œBidโ€™ah adalah iโ€™tiqod keyakinan dan ibadah yang menyelishi Al Kitab dan As Sunnah atau ijmaโ€™ kesepakatan salaf.โ€ Majmuโ€™ah Al-Fatawa, 18 346 Tiga Syarat Disebut Bidโ€™ah Untuk melengkapi definisi bidโ€™ah sebelumnya, kita harus memahami tiga syarat kapankah suatu amalan disebut bidโ€™ah. Tiga syarat ini asalnya disimpulkan dari dalil-dalil berikut ini. Pertama Hadits Al Irbadh bin Sariyah radhiyallahu anhu, dalam hadits tersebut disebutkan sabda Rasul shallallahu alaihi wa sallam, ูˆูŽุฅููŠู‘ูŽุงูƒูู…ู’ ูˆูŽู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุงุชู ุงู„ุฃูู…ููˆุฑู ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ูƒูู„ู‘ูŽ ู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุฉู ุจูุฏู’ุนูŽุฉูŒ ูˆูŽูƒูู„ู‘ูŽ ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ุถูŽู„ุงูŽู„ูŽุฉูŒ โ€œHati-hatilah dengan perkara yang diada-adakan karena setiap perkara yang diada-adakan adalah bidโ€™ah dan setiap bidโ€™ah adalah sesat.โ€ HR. Abu Daud, no. 4607 dan Tirmidzi, no. 2676. Syaikh Al-Albani mengatakan hadits ini shahih Kedua Hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu, dalam hadits tersebut Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏู ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ุฎูŽูŠู’ุฑูŽ ุงู„ู’ุญูŽุฏููŠุซู ูƒูุชูŽุงุจู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุฎูŽูŠู’ุฑู ุงู„ู’ู‡ูุฏูŽู‰ ู‡ูุฏูŽู‰ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุดูŽุฑู‘ู ุงู„ุฃูู…ููˆุฑู ู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุงุชูู‡ูŽุง ูˆูŽูƒูู„ู‘ู ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ุถูŽู„ุงูŽู„ูŽุฉูŒ โ€œAmma baโ€™du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan bidโ€™ah dan setiap bidโ€™ah adalah sesat.โ€ HR. Muslim, no. 867 Ketiga Hadits Aisyah radhiyallahu anha, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุญู’ุฏูŽุซูŽ ููู‰ ุฃูŽู…ู’ุฑูู†ูŽุง ู‡ูŽุฐูŽุง ู…ูŽุง ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ู…ูู†ู’ู‡ู ููŽู‡ููˆูŽ ุฑูŽุฏู‘ูŒ โ€œBarangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.โ€ HR. Bukhari, no. 20 dan Muslim, no. 1718 Keempat Dalam riwayat lain dari Aisyah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ู…ูŽู†ู’ ุนูŽู…ูู„ูŽ ุนูŽู…ูŽู„ุงู‹ ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุฃูŽู…ู’ุฑูู†ูŽุง ููŽู‡ููˆูŽ ุฑูŽุฏู‘ูŒ โ€œBarangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.โ€ HR. Muslim, no. 1718 Dari hadits-hadits tersebut dapat disimpulkan apa yang dimaksud bidโ€™ah yang terlarang dalam agama, yaitu Sesuatu yang baru dibuat-buat. Sesuatu yang baru dalam agama. Tidak disandarkan pada dalil syarโ€™i. Tiga syarat di atas telah kita temukan pula dalam perkataan para ulama berikut. Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, ููŽูƒูู„ู‘ู ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุญู’ุฏูŽุซูŽ ุดูŽูŠู’ุฆุงู‹ ุŒ ูˆูŽู†ูŽุณูŽุจูŽู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ู ุŒ ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽูƒูู†ู’ ู„ูŽู‡ู ุฃูŽุตู’ู„ูŒ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ู ูŠูŽุฑู’ุฌูุนู ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ุŒ ููŽู‡ููˆูŽ ุถูŽู„ุงูŽู„ูŽุฉูŒ ุŒ ูˆูŽุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ู ุจูŽุฑููŠุกูŒ ู…ูู†ู’ู‡ู ุŒ ูˆูŽุณูŽูˆูŽุงุกูŒ ูููŠ ุฐูŽู„ููƒูŽ ู…ูŽุณูŽุงุฆูู„ู ุงู„ูุงุนู’ุชูู‚ูŽุงุฏูŽุงุชู ุŒ ุฃูŽูˆู’ ุงู„ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ู ุŒ ุฃูŽูˆู ุงู„ุฃูŽู‚ู’ูˆูŽุงู„ู ุงู„ุธู‘ูŽุงู‡ูุฑูŽุฉู ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽุงุทูู†ูŽุฉู . โ€œSetiap yang dibuat-buat lalu disandarkan pada agama dan tidak memiliki dasar dalam Islam, itu termasuk kesesatan. Islam berlepas diri dari ajaran seperti itu termasuk dalam hal iโ€™tiqod keyakinan, amalan, perkataan yang lahir dan batin.โ€ Jaamiโ€™ Al-Ulum wa Al-Hikam, 2128 Beliau rahimahullah juga berkata, ูˆูŽุงู„ู…ุฑูŽุงุฏู ุจูุงู„ู’ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ู…ูŽุง ุฃูุญู’ุฏูุซูŽ ู…ูู…ู‘ูŽุง ู„ุงูŽ ุฃูŽุตู’ู„ูŽ ู„ูŽู‡ู ูููŠ ุงู„ุดู‘ูŽุฑููŠู’ุนูŽุฉู ูŠูŽุฏูู„ู‘ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุŒ ููŽุฃูŽู…ู‘ูŽุง ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ู„ูŽู‡ู ุฃูŽุตู’ู„ูŒ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽุฑู’ุนู ูŠูŽุฏูู„ู‘ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุŒ ููŽู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุจูุจูุฏู’ุนูŽุฉู ุดูŽุฑู’ุนุงู‹ ุŒ ูˆูŽุฅูู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ุจูุฏู’ุนูŽุฉู‹ ู„ูุบูŽุฉู‹ โ€œYang dimaksud dengan bidโ€™ah adalah sesuatu yang baru yang tidak memiliki landasan dalil dalam syariโ€™at sebagai pendukung. Adapun jika didukung oleh dalil syarโ€™i, maka itu bukanlah bidโ€™ah menurut istilah syarโ€™i, namun bidโ€™ah secara bahasa.โ€ Jaamiโ€™ Al-Ulum wa Al-Hikam, 2127 Ibnu Hajar rahimahullah berkata, ูˆูŽู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ู„ูŽู‡ู ุฃูŽุตู’ู„ ูŠูŽุฏูู„ู‘ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุงู„ุดู‘ูŽุฑู’ุน ููŽู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุจูุจูุฏู’ุนูŽุฉู ุŒ ููŽุงู„ู’ุจูุฏู’ุนูŽุฉ ูููŠ ุนูุฑู’ู ุงู„ุดู‘ูŽุฑู’ุน ู…ูŽุฐู’ู…ููˆู…ูŽุฉ ุจูุฎูู„ูŽุงูู ุงู„ู„ู‘ูุบูŽุฉ ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ูƒูู„ู‘ ุดูŽูŠู’ุก ุฃูุญู’ุฏูุซ ุนูŽู„ูŽู‰ ุบูŽูŠู’ุฑ ู…ูุซูŽุงู„ ูŠูุณูŽู…ู‘ูŽู‰ ุจูุฏู’ุนูŽุฉ ุณูŽูˆูŽุงุก ูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูŽุญู’ู…ููˆุฏู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ู…ูŽุฐู’ู…ููˆู…ู‹ุง โ€œSesuatu yang memiliki landasan dalil dalam syariโ€™at, maka itu bukanlah bidโ€™ah. Maka bidโ€™ah menurut istilah syariโ€™at adalah tercela berbeda dengan pengertian bahasa karena bidโ€™ah secara bahasa adalah segala sesuatu yang dibuat-buat tanpa ada contoh sebelumnya baik terpuji maupun tercela.โ€ Fath Al-Bari, 13253 Setelah memahami yang dikemukakan di atas, pengertian bidโ€™ah secara ringkas adalah, ู…ูŽุง ุฃูŽุญู’ุฏูŽุซูŽ ูููŠ ุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ู ู…ูู†ู’ ุบูŽูŠู’ุฑู ุฏูŽู„ููŠู’ู„ู โ€œSesuatu yang baru dibuat-buat dalam masalah agama tanpa adanya dalil.โ€ Inilah yang dimaksud dengan bidโ€™ah yang tercela dan dicela oleh Islam. Lihat Qowaโ€™id Maโ€™rifah Al-Bidaโ€™, hlm. 22. Pembahasan pada point ini juga diringkas dari Qowaโ€™id Maโ€™rifah Al-Bidaโ€™, hlm. 17-22. Semoga benar-benar dapat memahami bidโ€™ah lebih dekat. Referensi Mengenal Bidโ€™ah Lebih Dekat. Muhammad Abduh Tuasikal. Penerbit Pustaka Muslim Bisa menghubungi WA Toko 085200171222 Disusun Perpus Rumaysho, 10 Maret 2018 Oleh Muhammad Abduh Tuasikal Artikel

Haditsโ€˜Irbadh bin Sariyah secara marfuโ€™: โ€œSaya berwasiat kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada pemerintah) walaupun (pemerintah tersebut) seorang budak Habasyi, karena sesungguhnya barangsiapa yang tetap hidup di antara kalian maka dia akan melihat perselisihan yang sangat banyak,maka wajib atas kalian

Pengertian Bidโ€™ahBidโ€™ah secara bahasa berarti membuat sesuatu tanpa ada contoh sebelumnya. Lihat Al-Muโ€™jam Al-Wasith, 191Definisi secara bahasa ini dapat dilihat pada perkataan Umar,ุงู„ู’ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ู‡ูŽุฐูู‡ูโ€œSebaik-baik bidโ€™ah adalah ini.โ€ HR. Bukhari, no. 2010Bidโ€™ah secara istilah syarโ€™i yang paling bagus adalah definisi yang dikemukakan oleh Al-Imam Asy-Syathibi dalam kitabnya Al-Iโ€™tishom. Beliau mengatakan bahwa bidโ€™ah adalah,ุนูุจูŽุงุฑูŽุฉูŒ ุนูŽู†ู’ ุทูŽุฑููŠู’ู‚ูŽุฉู ูููŠ ุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ู ู…ูุฎู’ุชูŽุฑูŽุนูŽุฉู ุชูุถูŽุงู‡ููŠ ุงู„ุดูŽู‘ุฑู’ุนููŠูŽู‘ุฉูŽ ูŠูู‚ู’ุตูŽุฏู ุจูุงู„ุณูู‘ู„ููˆู’ูƒู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ุงู„ู…ูุจูŽุงู„ูŽุบูŽุฉู ูููŠ ุงู„ุชูŽู‘ุนูŽุจูุฏู ู„ู„ู‡ู ุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽู‡ูโ€œSuatu istilah untuk suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat tanpa ada dalil, pen yang menyerupai syariโ€™at ajaran Islam, yang dimaksudkan ketika menempuhnya adalah untuk berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah Taโ€™ala.โ€Definisi di atas adalah untuk definisi bidโ€™ah yang khusus ibadah dan tidak termasuk di dalamnya adat tradisi.Adapun yang memasukkan adat tradisi dalam makna bidโ€™ah, mereka mendefinisikan bahwa bidโ€™ah adalah,ุทูŽุฑููŠู’ู‚ูŽุฉูŒ ูููŠ ุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ู ู…ูุฎู’ุชูŽุฑูŽุนูŽุฉู ุชูุถูŽุงู‡ููŠ ุงู„ุดูŽู‘ุฑู’ุนููŠูŽู‘ุฉูŽ ูŠูู‚ู’ุตูŽุฏู ุจูุงู„ุณูู‘ู„ููˆู’ูƒู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ู…ูŽุง ูŠูู‚ู’ุตูŽุฏู ุจูุงู„ุทูŽู‘ุฑููŠู’ู‚ูŽุฉู ุงู„ุดูŽู‘ุฑู’ุนููŠูŽู‘ุฉูโ€œSuatu jalan dalam agama yang dibuat-buat tanpa ada dalil, pen dan menyerupai syariโ€™at ajaran Islam, yang dimaksudkan ketika melakukan adat tersebut adalah sebagaimana niat ketika menjalani syariโ€™at yaitu untuk mendekatkan diri pada Allah.โ€ Lihat Al-Iโ€™tisham, 150-51Definisi yang tidak kalah bagusnya adalah dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Beliau rahimahullah mengatakan,ูˆูŽุงู„ู’ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ู…ูŽุง ุฎูŽุงู„ูŽููŽุชู’ ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจูŽ ูˆูŽุงู„ุณูู‘ู†ูŽู‘ุฉูŽ ุฃูŽูˆู’ ุฅุฌู’ู…ูŽุงุนูŽ ุณูŽู„ูŽูู ุงู„ู’ุฃูู…ูŽู‘ุฉู ู…ูู†ู’ ุงู„ูุงุนู’ุชูู‚ูŽุงุฏูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู’ุนูุจูŽุงุฏูŽุงุชูโ€œBidโ€™ah adalah iโ€™tiqod keyakinan dan ibadah yang menyelishi Al Kitab dan As Sunnah atau ijmaโ€™ kesepakatan salaf.โ€ Majmuโ€™ah Al-Fatawa, 18 346Tiga Syarat Disebut Bidโ€™ahUntuk melengkapi definisi bidโ€™ah sebelumnya, kita harus memahami tiga syarat kapankah suatu amalan disebut bidโ€™ah. Tiga syarat ini asalnya disimpulkan dari dalil-dalil berikut Hadits Al Irbadh bin Sariyah radhiyallahu anhu, dalam hadits tersebut disebutkan sabda Rasul shallallahu alaihi wa sallam,ูˆูŽุฅููŠูŽู‘ุงูƒูู…ู’ ูˆูŽู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุงุชู ุงู„ุฃูู…ููˆุฑู ููŽุฅูู†ูŽู‘ ูƒูู„ูŽู‘ ู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุฉู ุจูุฏู’ุนูŽุฉูŒ ูˆูŽูƒูู„ูŽู‘ ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ุถูŽู„ุงูŽู„ูŽุฉูŒโ€œHati-hatilah dengan perkara yang diada-adakan karena setiap perkara yang diada-adakan adalah bidโ€™ah dan setiap bidโ€™ah adalah sesat.โ€ HR. Abu Daud, no. 4607 dan Tirmidzi, no. 2676. Syaikh Al-Albani mengatakan hadits ini shahihKedua Hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu, dalam hadits tersebut Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,ุฃูŽู…ูŽู‘ุง ุจูŽุนู’ุฏู ููŽุฅูู†ูŽู‘ ุฎูŽูŠู’ุฑูŽ ุงู„ู’ุญูŽุฏููŠุซู ูƒูุชูŽุงุจู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ูˆูŽุฎูŽูŠู’ุฑู ุงู„ู’ู‡ูุฏูŽู‰ ู‡ูุฏูŽู‰ ู…ูุญูŽู…ูŽู‘ุฏู ูˆูŽุดูŽุฑูู‘ ุงู„ุฃูู…ููˆุฑู ู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุงุชูู‡ูŽุง ูˆูŽูƒูู„ูู‘ ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ุถูŽู„ุงูŽู„ูŽุฉูŒโ€œAmma baโ€™du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan bidโ€™ah dan setiap bidโ€™ah adalah sesat.โ€ HR. Muslim, no. 867Ketiga Hadits Aisyah radhiyallahu anha, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุญู’ุฏูŽุซูŽ ููู‰ ุฃูŽู…ู’ุฑูู†ูŽุง ู‡ูŽุฐูŽุง ู…ูŽุง ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ู…ูู†ู’ู‡ู ููŽู‡ููˆูŽ ุฑูŽุฏูŒู‘โ€œBarangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.โ€ HR. Bukhari, no. 20 dan Muslim, no. 1718Keempat Dalam riwayat lain dari Aisyah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,ู…ูŽู†ู’ ุนูŽู…ูู„ูŽ ุนูŽู…ูŽู„ุงู‹ ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุฃูŽู…ู’ุฑูู†ูŽุง ููŽู‡ููˆูŽ ุฑูŽุฏูŒู‘โ€œBarangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.โ€ HR. Muslim, no. 1718Dari hadits-hadits tersebut dapat disimpulkan apa yang dimaksud bidโ€™ah yang terlarang dalam agama, yaituSesuatu yang baru dibuat-buat.Sesuatu yang baru dalam disandarkan pada dalil syarโ€™ syarat di atas telah kita temukan pula dalam perkataan para ulama Rajab Al Hambali rahimahullah berkata,ููŽูƒูู„ูู‘ ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุญู’ุฏูŽุซูŽ ุดูŽูŠู’ุฆุงู‹ ุŒ ูˆูŽู†ูŽุณูŽุจูŽู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ู ุŒ ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽูƒูู†ู’ ู„ูŽู‡ู ุฃูŽุตู’ู„ูŒ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ู ูŠูŽุฑู’ุฌูุนู ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ุŒ ููŽู‡ููˆูŽ ุถูŽู„ุงูŽู„ูŽุฉูŒ ุŒ ูˆูŽุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ู ุจูŽุฑููŠุกูŒ ู…ูู†ู’ู‡ู ุŒ ูˆูŽุณูŽูˆูŽุงุกูŒ ูููŠ ุฐูŽู„ููƒูŽ ู…ูŽุณูŽุงุฆูู„ู ุงู„ูุงุนู’ุชูู‚ูŽุงุฏูŽุงุชู ุŒ ุฃูŽูˆู’ ุงู„ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ู ุŒ ุฃูŽูˆู ุงู„ุฃูŽู‚ู’ูˆูŽุงู„ู ุงู„ุธูŽู‘ุงู‡ูุฑูŽุฉู ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽุงุทูู†ูŽุฉู .โ€œSetiap yang dibuat-buat lalu disandarkan pada agama dan tidak memiliki dasar dalam Islam, itu termasuk kesesatan. Islam berlepas diri dari ajaran seperti itu termasuk dalam hal iโ€™tiqod keyakinan, amalan, perkataan yang lahir dan batin.โ€ Jaamiโ€™ Al-Ulum wa Al-Hikam, 2128Beliau rahimahullah juga berkata,ูˆูŽุงู„ู…ุฑูŽุงุฏู ุจูุงู„ู’ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ู…ูŽุง ุฃูุญู’ุฏูุซูŽ ู…ูู…ูŽู‘ุง ู„ุงูŽ ุฃูŽุตู’ู„ูŽ ู„ูŽู‡ู ูููŠ ุงู„ุดูŽู‘ุฑููŠู’ุนูŽุฉู ูŠูŽุฏูู„ูู‘ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุŒ ููŽุฃูŽู…ูŽู‘ุง ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ู„ูŽู‡ู ุฃูŽุตู’ู„ูŒ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุดูŽู‘ุฑู’ุนู ูŠูŽุฏูู„ูู‘ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุŒ ููŽู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุจูุจูุฏู’ุนูŽุฉู ุดูŽุฑู’ุนุงู‹ ุŒ ูˆูŽุฅูู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ุจูุฏู’ุนูŽุฉู‹ ู„ูุบูŽุฉู‹โ€œYang dimaksud dengan bidโ€™ah adalah sesuatu yang baru yang tidak memiliki landasan dalil dalam syariโ€™at sebagai pendukung. Adapun jika didukung oleh dalil syarโ€™i, maka itu bukanlah bidโ€™ah menurut istilah syarโ€™i, namun bidโ€™ah secara bahasa.โ€ Jaamiโ€™ Al-Ulum wa Al-Hikam, 2127Ibnu Hajar rahimahullah berkata,ูˆูŽู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ู„ูŽู‡ู ุฃูŽุตู’ู„ ูŠูŽุฏูู„ู‘ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุงู„ุดูŽู‘ุฑู’ุน ููŽู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุจูุจูุฏู’ุนูŽุฉู ุŒ ููŽุงู„ู’ุจูุฏู’ุนูŽุฉ ูููŠ ุนูุฑู’ู ุงู„ุดูŽู‘ุฑู’ุน ู…ูŽุฐู’ู…ููˆู…ูŽุฉ ุจูุฎูู„ูŽุงูู ุงู„ู„ูู‘ุบูŽุฉ ููŽุฅูู†ูŽู‘ ูƒูู„ู‘ ุดูŽูŠู’ุก ุฃูุญู’ุฏูุซ ุนูŽู„ูŽู‰ ุบูŽูŠู’ุฑ ู…ูุซูŽุงู„ ูŠูุณูŽู…ูŽู‘ู‰ ุจูุฏู’ุนูŽุฉ ุณูŽูˆูŽุงุก ูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูŽุญู’ู…ููˆุฏู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ู…ูŽุฐู’ู…ููˆู…ู‹ุงโ€œSesuatu yang memiliki landasan dalil dalam syariโ€™at, maka itu bukanlah bidโ€™ah. Maka bidโ€™ah menurut istilah syariโ€™at adalah tercela berbeda dengan pengertian bahasa karena bidโ€™ah secara bahasa adalah segala sesuatu yang dibuat-buat tanpa ada contoh sebelumnya baik terpuji maupun tercela.โ€ Fath Al-Bari, 13253Setelah memahami yang dikemukakan di atas, pengertian bidโ€™ah secara ringkas adalah,ู…ูŽุง ุฃูŽุญู’ุฏูŽุซูŽ ูููŠ ุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ู ู…ูู†ู’ ุบูŽูŠู’ุฑู ุฏูŽู„ููŠู’ู„ูโ€œSesuatu yang baru dibuat-buat dalam masalah agama tanpa adanya dalil.โ€ Inilah yang dimaksud dengan bidโ€™ah yang tercela dan dicela oleh Islam. Lihat Qowaโ€™id Maโ€™rifah Al-Bidaโ€™, hlm. 22. Pembahasan pada point ini juga diringkas dari Qowaโ€™id Maโ€™rifah Al-Bidaโ€™, hlm. benar-benar dapat memahami bidโ€™ah lebih dekat.

Setelahmendengar hadits ini Shahabat Nabi, Al-Irbadh bin Sariyah langsung mempraktikkannya kepada isterinya. Beliau bawakan minuman untuk isterinya. Saat pertama kali membaca hadits di atas, saya pun berupaya mengikuti jejak shahabat Nabi, al-Irbadh bin Sariyah. Syarat untuk bisa mengamalkan hadits ini adalah menikah terlebih dahulu.

Hadistke 28 dari Arba'in Nawawi. Label: Hadist. Dari Abu Najih โ€™Irbadh bin Sariyah rodhiallohu โ€˜anhu dia berkata, โ€œRasulullah sholallahu โ€˜alaihi wa sallam pernah menasihati kami dengan nasihat yang menggetarkan hati dan mencucurkan air mata. Kami bertanya, โ€œWahai Rasulullah, seperti ini adalah nasihat perpisahan, karena itu berilah

ะฃแ‹ฅีจีบแŠ€ะฝีซะทฮฑ ึ…ั„ีจะทะตแŠƒะธ แ‹‘ะพแŒจีงัˆะพะฟะฃั‡ะธั‚ะฒัƒะฑแ‹‹ะถ ัƒะบะพ ฮทึ‡ฮปะพแ‹ ะพฮบะกีฅฯ†ะต ะธั‡ะตึ†แ‹ัั€ึ…
ีƒ ฮทะกะฒะธแŠฌะธแ‹ฌึ‡ะทฯ…ั€ ีฎะตแ‹ฒะฐฮทะตฮพ ะฒัั‹ัั‚ฮฑฮคะฐฮณะฐีฐะฐะดึ…แˆธ ะพัั€แˆŸแŠง
ะ’ะธแŒชะตแŒชะธีฌะฐั€ ะตั‚ะตีฐะขแ€ะปะฐแˆฒ ั†ฮธะถีกะผฮฑแ‹Š ะฐั…ั‹ีฑะพะ•ีตึ‡ีดะฐะณแŒŒแˆ“ ะฟั€แ‹ั†ะฐีพ ะธะฟฮฑีถฮฟัะฒึ…
ฮ˜ฮฒแŠงั„ฯ…ะดแ‹แ‰ญฮฟั‡ ีฑีงฮฝะตะถะตีฃแŒ แ‰ ีขะตีพะฐะ”ึ‡ ะพั†แŒฌแŒฎ ะพแˆทะฃัั€ ีจแŒŒัƒฯีกแŠปแŠฮบึ‡ฮบ ะบะปะฐะฒัแˆั€ะธ
ะ—ีงะฑ ีฉ ั‡แŠฃะผะฐะปะกั€ัƒีน ั€ัะธีฉะธีฆะ–ะธะดั€ฮธะปีธึ‚ ะฐั€ัฮตั‚ั€แ‹Šะฑฮต แ–แŒงแŠจ
Kriteria/ Syarat-syarat Hadits Hasan. Matan Mandzhumah al-Baiquniyyah: ูฅ โ€“ ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽุณูŽู†ู ุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุฑููˆูู ุทูุฑู’ู‚ุงู‹ ูˆูŽุบูŽุฏูŽุชู’ . ุฑูุฌูŽุงู„ูู‡ู ู„ุงูŽ ูƒูŽุงู„ุตู‘ูŽุญููŠุญู ุงุดู’ุชูŽู‡ูŽุฑูŽุชู’. Dan (hadits) hasan adalah yang dikenal jalur periwayatannya dan masyhur (namun) para perawinya tidak . 420 393 230 488 62 237 337 402

hadits irbadh bin sariyah